Kitab Iman
بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحيْمِ
لاَاِله الاّ الله وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِهِ الحَوْلُ وَالقُوَّةُ. الحَمْدُللهِ المُبْدِئِ لِلعَوَالِمِ وَالمُعِيْدِ الاَرْوَحَ اِلَى الأَجْسَامِ يَوْمَ القِيَامَةِ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ وَاَفْضَلِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى أَلِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَقَدْ وَرَدَ فِىالْحَدِيْثِ عَنْ عُمَرَ رَضِىَ الله عَنْهُ قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُولِ الله (صلعم) ذَاتَ يَومٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لاَيُرَى عَلَيهِ اَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا اَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ اِلَى النَّبِىِّ (صلعم) فَاَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ اِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِى عَنِ الإِسْلاَمِ. قَالَ رَسُوْلُ الله (صلعم): الإِسْلاَمُ اَنْ تَشْهَدَ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَاَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِىَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ اِنِ اسْتَطَعْتَ اِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ: صَدَقْتَ فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ: فَاَخْبِرْنِى عَنِ الإِيْمَانِ. قَالَ: اَنْ تُؤْمِنَ بِا للهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرَسُلِهِ وَالْيَومَ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالقَدْرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. (الحديث رواه مسلم).
PENDAHULUAN
“Bismillahirrohmanirrohim”
( Dengan nama Allah, Maha Penyayang, Maha Pengasih)
Tiada tuhan selain Allah sendiri, tiada bersekutu dan dengan-Nyalah
adanya daya-kekuatan. Segala puji untuk Allah yang menciptakan semua
‘alam dan yang mengembalikan ruh kepada jasadnya di hari Kiamat. Rahmat
dan Salam semoga terlimpah pada junjungan Nabi Muhammad s.a.w. penutup
para Nabi dan seutama-utamanya Utusan, serta pada sekalian keluarganya.
Tersebut dalam hadist, dari shahabat ‘Umar r.a: “ Saat kami duduk
pada suatu hari bersama-sama Rasulullah s.a.w. datanglah seorang
laki-laki, putih bersih pakaiannya hitam bersih rambutnya, tak terkesan
padanya tanda orang yang sedang bepergian dan tiada seorangpun diantara
kami yang mengenalnya; kemudian ia bersimpuh dihadapan Nabi dengan
merapatkan kedua lututnya pada kedua lutut Nabi dan meletakkan kedua
telapak tangannya pada paha Nabi. Lalu ia berkata: ”Hai Muhammad,
terangkanlah padaku tentang Islam!”. Nabi menjawab: ”Islam ialah engkau
mempersaksikan: tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan
Allah, mengerjakan sholat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan
dan pergi Haji bila kamu mampu melakukannya”. Kata orang itu: ”Benar
engkau”. Maka kami terheran, kenapa ia bertanya lalu ia membenarkan.
Orang itu bertanya lagi: terangkanlah padaku tentang Iman!” Nabi
menjawab: “Iman ialah bahwa engkau percaya akan Allah, malaikatnya,
kitab-kitab-nya, Rasul-rasulnya, hari kemudian dan percaya akan takdir
baik dan takdir buruk”. Orang itu berkata :” Benar engkau!”.(Hadist
riwayat Muslim).
اَمَّا بَعْدُ فَاِنَّ الفِرْقَةَ النَّاجِيَةَ (1) مِنَ السَّلَفِ اَجْمَعُوا عَلَى الإِعْتِقَادِ بِأَنَّ العَالَمَ كُلَّهُ حَادِثٌ خَلَقَهُ اللهُ مِنَ العَدَمِ وَهُوَ اَىِ العَالَمُ) قَابِلٌ لِلفَنَاءِ (2) وَعَلَى اّنَّ النَّظْرَ فِى الكَوْنِ لِمَعْرِفَةِ اللهِ وَاجِبٌ شَرْعًا (3) وَهَا نَحْنُ نَشْرَعُ فِى بَيَانِ اُصُولِ العَقَائِدِ الصَّحِيْحَةِ.
Kemudian dari pada itu, maka kalangan ummat yang terdahulu, yakni
mereka yang terjamin keselamatannya (1), mereka telah sependapat atas
keyakinan bahwa seluruh ‘alam seluruhnya mengalami masa permulaan,
dijadikan oleh Allah dari ketidak-adaan dan mempunyai sifat akan punah
(2). Mereka berpendapat bahwa memperdalam pengetahuan tentang ‘alam
untuk mendapat pengertian tentang Allah, adalah wajib menurut ajaran
Agama (3). Dan demikianlah maka kita hendak mulai menerangkan
pokok-pokok kepercayaan yang benar.
الإِيْمَانُ بِا للهِ عَزَّ وَجَلَّ
يَجِبُ عَلَيْنَا اَنْ نُؤْمِنَ بِا للهِ رَبِّنَا (4) وَهُوَ الْإِلَهُ الْحَقُّ الَّذِى خَلَقَ كُلَّ شّيْئٍ وَهُوَ الواَجِبُ الوُجُوْدِ (5) وَ اْلأَوَّلُ بِلاَ بِدَايَةٍ وَاْلآخِرُ بِلاَ نِهَايَةٍ (6) ولاَ يُشْبِهُهُ شَيئٌ مِنَ الكَائِنَاتِ (7) الاَحَدُ فِىأُلُوْهِيَّتِهِ وَصِفاَتِهِ وَ اَفْعَالِهِ (8) اَلْحَىُّ القَيُّوْمُ (9)السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ (10) وَهُوَ عَلَى كُلَِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ (11) إِنَّمَا اَمْرُهُ اِذَا اَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُوْلَ لَهُ كُنْ فَيَكُوْنُ (12) وَهُوَ عَلِيْمٌ بِمَا يَفْعَلُوْنَ (13) اَلْمُتَّصِفُ بِالْكَلاَمِ وَكُلِّ كَمَالٍ. المُنَزَّهُ عَنْ كُلِّ نَقْصٍ وَمُحَالٍ (14) يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ. بَِيَدِهِ اْلأَمْرُ كُلُّهُ وَإِلَيْهِ يَرْجِعُوْنَ (15).
IMAN KEPADA ALLAH YANG MAHA MULIA
Wajib kita percaya akan Allah Tuhan kita (4). Dialah Tuhan yang
sebenarnya, yang menciptakan segala sesuatu dan Dialah yang pasti adanya
(5). Dialah yang pertama tanpa permulaan dan yang akhir tanpa
penghabisan (6). Tiada sesuatu yang menyamai-Nya (7). Yang Esa tentang
ketuhanan-Nya (8). Yang hidup dan pasti ada dan mengadakan segala yang
ada (9). Yang mendengar dan yang melihat (10). Dan Dialah yang berkuasa
atas segala sesuatu (11). Perihal-Nya apabila ia menghendaki sesuatu Ia
firmankan: “Jadilah”! maka jadilah sesuatu itu (12). Dan dia mengetahui
segala sifat kesempurnaan. Yang suci dari sifat mustahil dan segala
kekurangan (14). Dialah yang menjadikan sesuatu menurut kemauan dan
kehendakNya. Segala sesuatu ada ditangan-Nya dan kepada-Nya akan kembali
(15).
تَنْبِيْهٌ
مَا كَلَّفَنَا اللهُ بِالْبَحْثِ فِى اْلاِعْتِقَادِ بِمَا
لاَ تَصِلُ إِلَيْهِ عُقُوْلُنَا (16) لأَنَّ عَقْلَ الاِنْسَانِ
لاَيَسْتَطِيعُ أَنْ يَصِلَ اِلَى مَعْرِفَةِ ذَاتِ اللهِ وَكَيْفِيَّةِ
اِتِّصَافِهِ بِصِفَاتٍ فَلاَ تَبْحَثْ عَنْهُ (17) وَلَيْسَ فِى
وُجُوْدِهِ تَعَالَى شَكٌّ. أَفِى اللهِ شّكٌّ فَاطِرِ السَّمَوَاتِ
وَالاَرْضِ ؟ (اِبْرَاهِيم:10).
PERHATIAN
Allah tidak menyuruh kita membicarakan hal-hal yang tidak tercapai
oleh akal dalam hal kepercayaan (16). Sebab akal manusia tidak mungkin
mencapai pengertian tentang Dzat Allah dan hubungannya dengan
sifat-sifat yang ada pada-Nya. Maka janganlah engkau membicarakan hal
itu (17). Tak ada kesangsian tentang adanya. ”Adakah orang ragu tentang
Allah yang menciptakan langit dan bumi”? (Surat Ibrahim:10).
وَقَدْ سَدَّ القُرْآنُ عَلَى الْعُقُولِ بَابَ الْخَوضِ
فِيْمَا لاَ تَبْلُغُهُ الْمَدَارِكُ بِقَوْلِهِ تَعَالَى: لَيْسَ
كَمِثْلِهِ شَيْئٌ. وَنَصَّ عَلَى اَنَّ قُوَّةَ الْعَقْلِ مَحْدُودَةٌ
وَاَنَّهُ مُحِيْطٌ بِالنَّاسِ فِى قَوْلِهِ: يَعْلَمُ مَا بَيْنَ
أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِهِ عِلْمًا. وَكَفَى
بِالْمُؤمِنِيْنَ شُغْلاً أَنْ يَتَدَبَّرُوْا فِى مَخْلُوْقَاتِهِ
لِيَسْتَدِلُّوْا عَلَى وُجُودِهِ وَقُدْرَتِهِ وَحِكْمَتِهِ (18).
Memang Al-Qur’an telah menutup pintu pemikiran dalam membicarakan hal
yang tak mungkin tercapai oleh akal dengan firman-Nya yang berbunyi:
”Tiada sesuatu yang serupa dengan-Nya”. (QS.Syura: 11). Diapun telah
menjelaskan bahwa kekuatan akal itu terbatas dan bahwa Dia meliputi
semua manusia, dalam firman-Nya: “Dia tahu segala yang ada dimuka dan
dibelakang mereka sedang pengetahuan mereka tak mungkin mendalami-Nya.”
(Surat Thaha ayat 110). Bagi orang mukmin cukuplah bila mereka
memikirkan segala makhluk-Nya, guna membuktikan ada-Nya, kekuasaan dan
kebijaksanaan-Nya.(18)
الإِيمَانُ بِالمَلَائَِكَةِ
يَجِبُ عَلَيْنَا أَنْ نُؤْمِنَ بِأَنَّ اللهَ تَعَالَى
مَلاَئِكَةً اُوْلِى أََجْنِحَةٍ مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ (19)
وَأَنَّهُمْ عِبَادٌ مُكْرَمُوْنَ لاَ يَعْصُوْنَ اللهََ مَا أَمَرَهُمْ
وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ (20) وَلاَ يَأْكُلُوْنَ وَلاَ
يَشْرَبُوْنَ (21) وَلاَ يَتَزَوَّجُوْنَ وَلاَ يَنَامُوْنَ (22)
يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لاَ يَفْتَرُوْنَ (23) وَلِكُلِّ
وَاحِدٍ مِنهُم مَقَامٌ مَعْلُوْمٌ (24) فَمِنهُمْ حَمَلَةُ الْعَرْشِ (25)
وَمِنهُمْ سَفَرَةٌ (26) كَجِبْرِيْلَ (27) وَمِيْكَائِيْلَ (28)
وَمِنهُمْ حَفَظَةٌ وَمِنهُمْ كَتَبَةٌ (29) وَلاَ يَجُوْزُ لَنَا أَنْ
نَصِفَ مَلاَئِكَةَ إِلاَّ بِمَا وَرَدَ عَنِ الشَّرْعِ (31).
IMAN KEPADA MALAIKAT
Kita wajib percaya, Allah itu mempunyai malaikat yang bersayap, ada
yang dua, ada yang tiga dan ada yang empat (19). Dan mereka adalah hamba
Allah yang dimuliakan yang tidak pernah menentang perintah-Nya dan
mereka senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan (20). Mereka tidak
makan dan tidak minum (21). Tidak menikah dan tidak tidur (22). Dan
sepanjang masa tidak putus-putusnya mereka mensucikan Tuhan (23). Dan
masing-masing dari mereka mempunyai kedudukan atau tugas tertentu (24).
Ada yang memikul Arsy tuhan (25) ada yang menjadi utusan (26), seperti
Jibril (27), dan Mikail (28) dan ada yang mengamati serta mencatat (amal
manusia) (29). Kita tidak boleh menggambarkan tentang malaikat kecuali
dengan apa yang diterangkan oleh syara’ (30).
تَنْبِيْهٌ
لَمْ يُطَالِِبْنَا الله بِأَنْ نَعْلَمَ مَاهِيَّةَ مَلاَئِكَةِ بَلْ اَمَرَنَا الله بِالإِيْمَانِ بِوُجُوْدِهِمْ وَقَدْ رَآهُمُ الأَنْبِيَاءُ فِى صُوْرَةٍ بَشَرِيَّةٍ وَغَيرِهَا (31) وَقَدْ تَوَاتَرَ خَبَرُ ذَالِكِ وَلاَ يُمْكِنُنَا أَنْ نَصِفَ مَلاَئِكَةَ اِلاَّ بِمَا وَرَدَ عَنِ المَعْصُومِ صَلّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ بِنَقْلٍ صَحِيحٍ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ (مُدَثِّر: 31)
PERHATIAN
Oleh Allah kita dituntut untuk mengetahui hakekat Malaikat, kita
hanya diperintahkan agar percaya akan adanya, adapun para Nabi, mereka
pernah melihatnya dalam rupa manusia ataupun lain-lainnya (31). Tentang
hal ini beritanya telah mutawattir (menyakinkan). Namun kita tidak boleh
menggambarkan tentang Malaikat, kecuali dengan dasar keterangan dari
Nabi s.a.w. yang sampai kepada kita dengan pemberitaan yang
menyakinkan.” Dan tiada seorangpun yang mengetahui hakekat tentara
(Malaikat) Tuhannmu selain Dia.” (Surat Mudatstsir:31)
الإِيمَانُ بِالكُتُبِ
يَجِبُ عَلَيْنَا اَنْ نُؤْمِنَ بِأَنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ
اَنْزَلَ كُتُبًا عَلَى رَسُوْلِهِ لِإِصْلاَحِ الْبَشَرِ فِى دِيْنِهِمْ
وَدُنْيَاهُمْ (32) مِنْهَا الزَّبُوْرُ لِدَاوُدَ (33) وَالتَّورَاةُ
لِمُوسَى (34) وَالإِنْجِيلُ لِعِيسَى (35) وَالقُرْانُ لِمُحَمَّدٍ (36)
خَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ عَلَيْهِمُ الصَّلاَةُ وَالسَّلاّمُ (37) وَأَنَّ
الْقُرْآنَ كَلاَمُ اللهِ وَآخِرُ الْكُتُبِ الْمُنَزَّلَةِ وَاَنَّهُ
يَشْتَمِلُ عَلَى مَالَمْ يَشْتَمِلْ عَلَيهِ غَيْرُهُ مِنَ الشَّرَائِعِ
وَمَكَارِمِ الأَخْلاَقِ وَفَضَائِلِ الأَحْكَامِ (38).
IMAN KEPADA KITAB
Kita wajib percaya bahwa Allah telah menurunkan beberapa kitab kepada
Rasul-rasulNya untuk memperbaiki manusia tentang urusan dunia dan agama
mereka (32). Di antara kitab-kitab itu, ialah Zabur kepada Nabi Dawud
(33), Taurat kepada Nabi Musa (34), Injil kepada Nabi ‘Isa (35) dan
qur’an pada Nabi Muhammad (36) yang menjadi penutup sekalian Nabi
‘alaihimus shalatu was salam (37). Dan bahwa Al-Qur’an adalah firman
Allah dan kitab terakhir yang diturunkan, yang memuat apa yang tidak
termuat pada lainnya, mengenai syaria’t, budi luhur dan kesempurnan
hukum (38).
تَنْبِيْهٌ
يَجِبُ عَلَيْنَا اَنْ نُؤْمِنَ بِمَا جَاءَ بِهِ النَّبِىُّ
صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الْقُرْآنُ وَمَا تَوَاتَرَ
الْخَبَرُ عَنهُ تَوَاتُرًا صَحِيحًا مُسْتَوْفِيًا لِشُرُوْطِهِ
وَإِنَّمَا يَجِبُ الإِعْتِقَادُ عَلَى مَا هُوَ صَرِيْحٌ فِى ذَالِكَ
فَقَطْ وَلاَ تَجُوْزُ الزِّيَادَةُ عَلَى مَاهُوَ قَطْعِىٌّ بِظَنِّىٍّ
لِقَوْلِهِ تَعَالَ: إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا
(يُونُس: 36). وَشَرْطُ صِحَّةِ الإِعْتِقَادِ فِى ذَالِكَ أَنْ لاَ
يَكُونُ فِيهِ شَيئٌ يَمَسُّ التَّنْـزِيْهَ وَعُلُوَّ الْمَقَامِ
الْاِلهِىِّ عَنْ مُشَابَحَةِ الْمَخْلُوْقِينَ فَاِنْ وَرَدَ مَا يُوْهِمُ
ظَاهِرُهُ ذَالِكَ فِى الْمُتَوَاتِرِ وَجَبَ الإِعْرَاضُ عَنْهُ
بِالتَّسْلِيْمِ لِلّهِ فِى العِلْمِ بِمَعْنَاهُ مَعَ الإِعْتِقَادِ
بِأَنَّ الظَّاهِرَ غَيْرُ المُرَادِ أََوْ بِتَأْوِيلٍ تَقُومُ عَلَيهِ
القَرَائِنُ الْمَقْبُوْلَةُ.
PERHATIAN
Kita wajib percaya akan hal yang di bawa oleh Nabi s.a.w. yakni
Al-Qur’an dan berita dari Nabi s.a.w yang mutawattir dan memenuhi
syarat-syaratnya. Dan yang wajib kita percayai hanyalah yang tegas-tegas
saja, dengan tidak boleh menambah – nambah keterangan yang sudah tegas –
tegas itu dengan keterangan berdasarkan pertimbangan (perkiraan),
karena firman Allah: “Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun
berguna untuk mencapai kebenaran.” (Surat Yunus:36). Adapun syarat yang
benar tentang kepercayaan, dalam hal ini ialah jangan ada sesuatu yang
mengurangi keangungan dan keluhuran Tuhan, dengan mempersamakan-Nya
dengan makhluk. Sehingga andaikata terdapat kalimat-kalimat yang kesan
pertama mengarah kepada arti yang demikian, meskipun berdasarkan berita
yang mutawattir (menyakinkan), maka wajiblah orang mengabaikan makna
yang tersurat dan menyerahkan tafsir arti yang sebenarnya kepad Allah
dengan kepercayaan bahwa yang terkesan pertama pada pikiran bukanlah
yang dimaksudkan, atau dengan takwil yang berdasarkan alasan-alasan yang
dapat diterima.
الإِيمَانُ بِالرُّسُلِ
يَجِبُ عَلَيْنَا اَنْ نُؤْمِنُ بِاَنَّ الله الحَكِيْمَ
اَرْسَلَ رُسُلاً لِهِدَايَةِ النَّاسِ إِلَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ.
مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِيْنَ لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللهِ
حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ (39) وَ الرُّسُلُ هُمْ بَشَرٌ مِثْلُنَا
يَأْكُلُونَ وَيَشْرَبُونَ وَيَمْشُونَ فِى الأَسْوَاقِ (40) اِصْطَفَاهُمْ
الله لِرِسَالَتِهِ وَاخْتَصَّهُمْ بِالْوَحْىِ وَهُمْ صَادِقُونَ (41)
أُمَنَاءُ (42) مُبَلِّغُونَ الرِّسَالَةَ (43) فُطَنَاءُ يَفْهَمُونَ وَ
يُفْهِمُونَ (44) وَاَنَّهُمْ بَشَرٌ يَعْتَرِيْهِمْ مَايَعْتَرِى سَائِرُ
الاَفْرَادِ مِمَّا لاَ يَمَسُّ كَرَامَتَهُمْ فِى مَرَاتِبِهِمُ
العاَلِيَةِ (45). وَمِنَ الرُّسُلِ الَّذِيْنَ وَرَدَتْ اَسْمَاءُ هُمْ
فِى القُرْآنِ هُمْ اَدَمُ, إِدْرِيْسُ, نُوْحٌ, هُوْدٌ, صَالِحٌ,
إِبْرَاهِيمُ, اِسْمَاعِيْلُ, اِسْحَاقُ, يَعْقُوبُ, يُوسُفُ, لُوطٌ,
اَيُّوبُ, شُعَيْبٌ, مُوسَى, هَارُونُ, ذُوالكِفْلِ, دَاوُدَ, سُلَيمَانُ,
اِلْيَاسُ. اَلْيَسَعُ, يُونُسُ, زَكَرِيَّا, يَحْيَى, عِيسَى, مُحَمَّدٌ
عَلَيهِمُ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ (46) وَمِنهُمْ مَنْ لَمْ يَقْصُصْهُمُ
الله عَلَيْنَا(47) وَاِنَّ مِنْ اُمَّةٍ اِلاَّ خَلاَفِيْهَا نَذِيْرٌ.
(48) وَقَدْ اَيَّدَهُمُ الله بِالآيَاتِ وَالمُعْجِزَاتِ البَاهِرَةِ
(49).
IMAN KEPADA RASUL
Kita wajib percaya bahwa Allah Yang Maha Bijaksana telah mengutus
para rasul untuk memberi petunjuk ummat manusia akan jalan yang lurus.
Mereka adalah pembawa berita gembira dan peringatan, agar bagi manusia
tiada alasan untuk membantah Allah setelah diutusnya para Rasul (39).
Para rasul itu adalah manusia seperti kita: makan, minum dan pergi ke
pasar (40). Yang telah dipilih oleh Allah, menjadi utusan-Nya dan
mengistimewakan mereka dengan diberi wahyu. Mereka adalah orang-orang
yang jujur (41), terpercaya (42) menyampaikan tugas mereka (43) dan
cerdas, dapat memhami dan memahamkan (44). Mereka adalah manusia yang
mengalami yang biasa dialami oleh orang lain selagi tidak mengurangi
kehormatan mereka dalam martabat mereka yang luhur (45). Diantara para
Rasul yang tersebut nama mereka dalam qur’an adalah: Adam, Idris, Nuh,
Hud, Shalih, Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Luth, Ayyub,
Syu’aib, Musa, Harun, Dzulkifli, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa. Yunus,
Zakariya, Yahya, Isa dan Muhammad ‘alaihimus-shalatu wassalam (46).
Dan ada Rasul-rasul-Nya yang tidak diberitakan Allah kepada kita
(47). Tiada ummat yang terdahulu melainkan pernah kedatangan Nabi (48).
Dan Allah telah mengokohkan mereka dengan beberapa pembuktian dan segala
macam mu’jizat yang nyata (49).
تَنْبِيْهٌ
لَقَدْ ثَبَتَ بِاَنَّ مِمَّا تَتَنَا وَلُهُ القُدْرَةُ
الاِلهِيَّةُ أَنْ تُصْدِرَ أُمُوْرًا خَارِقَةً لِلعَادَةِ حَصَلَتْ
لِاَنْبِيَاءِالله, تَأْيِيْدًا لِرِسَالَتِهِمْ وَاِعْجَازًا
لِمُعَارِضِيْهِمْ وَاَيَةً عَلَى مُنْكِرِيْهِمْ مِثْلَ مَاوَرَدَ فِى
القُرْآنِ مِنْ عَدَمِ اِحْرَاقِ النَّارِ لِاِبْرَاهِيْمَ (50)
وَانْقِلاَبِ العَصَا ثُعْبَانًالِمُوسَى (51) وَاِحْيَاءِ المَوْتَى
لِعِيْسَى(52) واِنْزَالِ القُرْاَنِ لِمُحَمَّدٍ (53) وَغَيرِ ذَالِكَ
مِمَّا وَرَدَ فِى مَوَاضِعَ مُتَعَدِّدَةٍ وَكُلُّ مَاوَرَدَ مِنْ ذَالِكَ
فَهُوَ حَقٌّ يَجِبُ الإِيْمَانُ بِهِ.
PERHATIAN
Adalah suatu kebenaran, bahwa kekuasaan Allah dapat mengadakan
hal-hal yang menyimpang dari hukum kebiasaan yang pernah berlaku bagi
para Nabi untuk menguatkan penugasan dan menundukkan lawan-lawan mereka
dan tanda kebenaran mereka terhadap mereka yang mengingkari, misalnya
apa yang tersebut dalam Qur’an : api yang tak membakar Nabi Ibrahim
(50), tongkat Nabi Musa yang berubah menjadi ular (51), Nabi Isa yang
dapat menghidupkan kembali orang mati (52), dan diturunkannya al-Qur’an
bagi Nabi Muhammad (53) ,dan lain sebagainya yang tersebut dalam
beberapa ayat, dan semua itu adalah hal yang wajib diimani.
الإِيْمَانُ بِا لْيَوم ِالآخِرِ
يَجِبُ عَلَيْنَا اَنْ نُؤْمِنَ بِا لْيَوم ِالآخِرِ وَمَا
اشْتَمَلَ عَلَيهِ مِنْ خَرَابِ هَذِهِ العَوَالِمِ وَمَا اَخْبَرَ بِهِ
رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَتَوَاتَرَ مِنَ البَعْثِ
(54) وَالنَّشْرِ (55) وَالحِسَابِ (56) وَالجَزَاءِ (67) فَيَقْضِى الله
بَيْنَهُمْ فَمِنْهُمْ مَنْ يَدْخُلُ النَّارَ خَالِدًا فِيْهَا وَلاَ
يَخْرُجُ مِنْهَا وَهُمُ الكَافِرُوْنَ وَالْمُشْرِكُوْنَ (58) وَمِنْهُمْ
مَنْ يَدْخُلُ فِيْهَا ثُمَّ يَخْرُجُ مِنْهَا وَهُمُ الْمُؤْمِنُونَ
العَاصُوْنَ (59) وَمِنْهُمْ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ فَيَخْلَدُ وَهُمُ
الْمُؤْمِنُوْنَ الصَّادِقُونَ (60)
IMAN PADA HARI KEMUDIAN
Kita wajib percaya tentang adanya hari akhir dan segala yang terjadi
di dalamnya tentang kerusakan ‘alam ini’, serta percaya akan hal-hal
yang diberitakan oleh Rasulullah dengan riwayat mutawattir tentang
kebangkitan dari kubur (54), pengumpulan di Makhsyar (55), pemeriksaan
(56) dan pembalasan (57). Maka Allah memberi keputusan tentang perbuatan
orang, lalu ada yang masuk neraka selama-lamanya tidak keluar dari
padanya, yaitu orang-orang kafir dan orang-orang musyrik (58), dan ada
yang masuk kemudian keluar dari neraka, yaitu orang-orang mukmin yang
berbuat dosa (59) dan ada yang masuk sorga dan kekal, yaitu orang-orang
mukmin yang benar-benarnya (60).
الاِيمَانُ بِالقَضَاءِ وَالقَدَرِ
يَجِبُ عَلَيْنَا أَنْ نُؤْمِنَ بِأَنَّ اللهَ خَلَقَ كُلَّ
شَيئٍ (6) وَأَمَرَ وَنَهَى (62) وَكَانَ أَمْرُاللهِ قَدَرًا مَقْدُوْرًا
(63) وَأَنَّ اللهَ قَدَّرَ كُلَّ شَيئٍ قَبْلَ خَلْقِ الْخَلْقِ يُصَرِّفُ
الكَائِنَاتِ عَلَى مُقْتَضَى عِلْمِهِ وَاخْتِيَارِهِ وَحِكْمَتِهِ
وَإِرَادَتِهِ (64) وَالاَفْعَالُ الصَّادِرَةُ عَنِ الْعِبَادِ كُلُّهَا
بِقَضَاءِ اللهِ وَقَضَرِهِ (65) وَلَيْسَ لِلعِبَادِ اِلاَّ
الإِخْتِيَارِ.
فَالتَّقْدِيْرُ مِنَ اللهِ وَالكَسْبُ مِنَ الْعِبَادِ
فَحَرَكَةُ الْعَبْدِ بِاعْتِبَارِ نِسْبَتِهَا إِلَى قُدْرَتِهِ تُسَمَّى
كَسْبًا لَهُ (66) وَ بِاعْتِبَارِ نِسْبَتِهَا قُدْرَةِ اللهِ خَلْقًا
(67) وَالْعِبَادُ يَتَصَرَّفُ نَصِيْبَهُ مِمَّا اَنْعَمَ اللهُ بِهِ
عَلَيْهِ مِنَ الرِّزْقِ وَغَيْرِهِ (68).
IMAN KEPADA QADLA DAN QADAR
Kita wajib percaya bahwa Allahlah yang telah menciptakan segala
sesuatu (61) dan dia telah menyuruh dan melarang (62). Dan perintah
Allah adalah kepastian yang telah ditentukan (63). Dan bahwasanya Allah
telah menentukan segala sesuatu sebelum Dia menciptakan segala kejadian
dan mengatur segala yang ada dengan pengetahuan, ketentuan,
kebijaksanaan dan kehendak-Nya (64). Adapun segala yang dilakukan
manusia itu semuanya atas Qadla’dan Qadar-Nya (65), sedangkan manusia
sendiri hanya dapat berikhtiar.
Dengan demikian, maka segala ketentuan adalah dari Allah dan usaha
adalah bagian manusia. Perbuatan manusia ditilik dari segi kuasanya
dinamakan hasil usaha sendiri (66). Tetapi ditilik dari segi kekuasaan
Allah, perbuatan manusia itu adalah ciptaan Allah (67). Manusia hanya
dapat mengolah bagian yang Allah karuniakan padanya berupa rizki dan
lain-lain (68).
خَاتِمَةٌ
هَذِِهِ هِىَ أُصُوْلُ الْعَقَائِدِ الصَّحِيْحَةِ
وَرَدَبِهَا القُرْآنُ وَالسُّنَّةُ وَشَهِدَتْ بِهَا الاَثَارُ
المُتَوَاتِرَةُ. فَمَنِ اعْتَقَدَ جَمِيْعَ ذَالِكَ مُوْقِنًا بِهِ كَانَ
مِنْ أَهْلِ الْحَقِّ وَالسُّنَّةِ وَفَارَقَ أَهْلَ الْبِدْعَةِ
وَالضَّلاَلِ. فَنَسْأَلُ اللهَ كَمَالَ الْيَقِيْنِ وَالثَّبَاتَ فِى
الدِّيْنِ لَنَا وَلِكَافَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ, اِنَّهُ اَرْحَمُ
الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتَمِ
النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
PENUTUP
Inilah pokok-pokok ‘aqidah yang benar terdapat dalam quran dan hadits
yang dikuatkan oleh pemberitaan-pemberitaan yang mutawattir. Maka
barang siapa percaya akan semua itu dengan kenyakinan yang teguh,
masuklah ia kepada golongan mereka yang memegang kebenaran dan tuntunan
Nabi serta lepas dari golongan ahli bid’ah dan kesesatan. Selanjutnya
kita mohon kepada Allah kenyakinan yang kuat dan keteguhan menjalankan
agama-Nya. Kita berdo’a untuk kita seluruh ummat Islam. Sesungguhnya
Tuhanlah Yang Maha Penyayang. Semoga Allah melimpahkan kemurahan kepada
junjungan Nabi Muhammmad s.a.w. penutup para Nabi dan Rasul serta
kepada keluarga dan sahabatnya.