Sabtu, 12 Maret 2022

Tugas 3.1.a.10. Aksi Nyata - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Tugas 3.1.a.10.  Aksi Nyata - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran 

Oleh : Ilah Armilah, S. E.
Guru SMP Islam Ibnu Rusyd Kotabumi
CGP Angkatan 3 Kabupaten Lampung Utara
PP : Apridayani, S. Pd.       
 Fasilitator : Suharyanto, M. Pd.

1. Peristiwa (Facts)

     a. Latar Belakang

        Semenjak masa pandemi terjadi kegiatan pembelajaran di SMP Islam Ibnu Rusyd Kotabumi berulangkali  mengalami pergantian  dari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Belajar Dari  Rumah (BDR) hingga  Pertemuan Tatap Muka (PTM) Terbatas dengan cara shift. Selama PJJ, tingkat partisipasi murid dalam pengerjaan tugas-tugas masih rendah  ditambah  saat PTM  tidak semua murid masuk sekolah sesuai jadwal shift PTM dan  mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

        Saat PTM terbatas berlangsung di sekolah, ternyata bukan hanya murid yang tidak masuk sekolah tetapi juga guru. Selalu ada saja guru yang berhalangan hadir dalam setiap pekannya. Hal yang cukup menarik terjadi ketika  guru yang berhalangan hadir tidak memberikan tugas. Ruangan kelas menjadi ramai, murid-murid sibuk sendiri di dalam kelas  bahkan seringkali  mereka menggunakan waktu kosongnya di luar kelas untuk makan minum, nyanyi-nyanyi atau sekedar berkumpul  dan  mengobrol. Yang jelas, Hampir tidak  ada yang membuka buku pelajaran  di saat jam kosong dan aktivitas mereka terkadang mengganggu kelas sebelah.


 


 



  
      b. Alasan Melakukan Aksi

Kondisi pada saat jam kosong menjadi dilema etika bagi sekolah, membiarkan murid dengan aktivitasnya atau tetap belajar bersama guru yang lain ? . Karena selama PTM Terbatas kegiatan KBM tidak diberikan waktu istirahat sehingga   membuat murid-murid bosan belajar meskipun jam sekolah lebih pendek. Kerinduan bermain dengan teman sekolah yang selama masa pandemi tidak terakomodasi, bisa tersalurkan meski sekedar mengobrol di kelas.  

    c. Hasil Aksi Nyata

Mengisi jam kosong bersama guru piket atau guru pengganti baik diisi dengan materi pelajaran dan tugas dari guru yang berhalangan atau mengisinya dengan kegiatan lain yang bermakna, seperti kegiatan  literasi  atau mungkin bisa menghilangkan kejenuhan suasana belajar dan memfasilitasi keinginan peserta didik untuk mengobrol namun tetap dalam kegiatan pembelajaran (diskusi). Pilihan tema bisa disesuaikan dengan materi pelajaran di jam kosong atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan karakter atau Pendidikan keterampilan hidup (PKH). 




2. Perasaan (Feelings)

Saya merasa sangat bersemangat untuk  melaksanakan kegiatan tersebut yaitu mengisi jam kosong dengan berbagai aktivitas sekaligus optimalisasi peran  guru piket atau guru pengganti di saat jam kosong. Harapannya,  guru piket/guru pengganti bisa mengisi ketidakhadiran guru mapel dan peserta didik terpenuhi kebutuhan mendapatkan pendidikan. Pendidikan di sini diartikan dalam cakupan yang luas, bukan hanya belajar di kelas atau membaca buku paket. Siapapun guru piket/guru penggantinya bisa melakukan aktivitas tanpa memaksakan diri harus mengajar materi yang bukan bidang / keahliannya.Murid-murid dapat terawasi, jam kosong diisi oleh kegiatan yang bermakna, dan tidak mengganggu kelas lain.

3. Pembelajaran (Findings)

Selama ini jika ada guru yang berhalangan masuk kelas akan memberikan tugas melalui pesan di WhatsApp Grup atau melalaui guru piket. Guru piket akan memberikan materi sesuai amanah guru yang berhalangan, meskipun mapel itu bukan bidangnya. Terkadang guru hanya menitipkan tugas ke guru piket dan guru piket akan memanggil ketua kelas untuk mengambil tugasnya. Sehingga tugas ketua kelas menjadi lebih berat karena harus mengawasi teman-temannya  sekaligus mengerjakan tugas. 

Dengan pengamatan, evaluasi, dan kolaborasi  dengan semua pihak terkait di sekolah saya bisa mengetahui permasalahan di jam kosong. Saya  mencoba mencari solusi atas permasalahan yang ada dengan tetap mengakomodasi kebutuhan belajar dan pendidikan  peserta didik bersama guru piket/ guru pengganti.

Pembelajaran yang didapatkan bahwa mengambilan keputusan dengan mempertimbangkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. 

 4. Penerapan ke depan (Future)

Kegiatan /aktivitas pengisi jam kosong  akan dilakukan   sesuai kadar kesanggupan guru piket/pengganti dan murid-murid.   Dan peran guru piket / guru pengganti  di saat jam kosong juga  bisa dilaksanakan dengan baik karena sudah dilakukan perencanaan, penggorganisasian, pelaksanaan kegiatan, dan tetap disupervisi. Sehingga  kegiatan ini dapat dilihat dan diukur keberhasilannya. Jika ada kekurangan kita bisa melakukan perbaikan atau mencari solusi lain yang lebih baik. 

 

    

Berdiskusi dengan rekan sejawat bisa dilakukan di mana pun dan kapanpun untuk kemajuan pendidikan dan pembelajaran yang berpihak pada murid.


Terima kasih.


Tugas 3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

 Program Praktek Pengolahan Bahan Pangan (Protek Pebangan) Oleh : Ilah Armilah, S. E. Guru Prakarya dan IPS SMP Islam Ibnu Rusyd Kotabumi CG...