Minggu, 20 Februari 2022

3.1.a.9. Koneksi Antar Materi-Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Koneksi Antar Materi - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran 

Oleh : Ilah Armilah, S. E.

Guru SMP Islam Ibnu Rusyd Kotabumi
CGP Angkatan 3 Kabupaten Lampung Utara
PP : Apridayani, S. Pd.
Fasilitator : Suharyanto, M.Pd.

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).  Bob Talbert

Bagi saya, kutipan ini memiliki makna yang sangat dalam, dimana bagi saya yang memeluk agama Islam apa yang berharga bagi saya dan keluarga adalah terkait Aqidah dan akhlaq(karakter). Dalam aqidah agama Islam tercakup masalah akhlaq atau perilaku. Pembentukan perilaku baik perlu dilakukan berdasarkan pada keyakinan dan kebenaran. Terkadang perilaku bisa saja baik namun tidak benar. Seperti dalam pengambilan keputusan Dilema etika atau bujukan moral, kita memahami bahawa dalam bujukan moral mungkin perilaku kita adalah baik namun melakukan sebuah hal yang salah tentu tidak bisa dibenarkan. Sehingga ketika mendapati seorang anak melakukan kecurangan saat ujian sekolah, kita akan memberikan konsekuaensi apapun bujukan atau alasan yang disampaikan anak kepada kita, karena kita tahu bahwa melakukan kecurangan saat ujian adalah hal yang salah meskipun tujuannya benar untuk mendapatkan nilai bagus.










  • Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Pratap Triloka yang diusung oleh Ki Hadjar Dewantara yaitu :
1. Ing ngarsa sung tuladha yang bermakna seorang guru menjadi teladan bagi murid-muridnya.
2. Ing madya mangun karsa yang bermakna seorang guru menjalin komunikasi yang baik dengan murid
3. Tut wuri handayani yang memiliki makna peran guru untuk memotivasi serta mendorong murid-muridnya untuk berkembang sesuai kodrat dan potensi yang dimiliki.

Dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan, Pratap Triloka akan memberi pengaruh kepada seorang guru ketika mengambil keputusan. A[pakah keputusan yang diambilnya sudah baik, benar, dan tepat serta bermanfaat bagi  semua? Meskipun mungkin tidak akan semua kepentingan dapat difasilitasi melalui keputusan yang kita ambil, tapi setidaknya sudah mewakili kepentingan mayoritas. Sebagai seseorang yang memberi teladan guru harus mampu mengambil keputusan yang tepat dan bikasana, mampu mengkomunikasikan keputusan yang telah diambilnya kepada murid-murid dan mampu membuat keputusan yang dapat memotivasi/mendorong muriid menjadi insan yang dapat mengembangkan potensi dirinya menjadi manusia yang berkarakter dan  bermanfaat bagi kebaikan umat.
  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai yang tertanam pada diri kita tentu saja akan memberi warna dan pengaruh pada setiap keputusan yang kita ambil. Sebagai seorang muslim, nilai -nilai yang terkandung dalam ajaran agama Islam tentu akan menjadi pijakan utama bagi saya dalam mengambil keputusan , setelah itu saya akan memperhitungkan nilai-nilai kebajikan universal dan  kebermanfaatannya.
Sebagai seorang calon guru penggerak, saya juga  memegang nilai - nilai guru penggerak yaitu : Mandiri, reflekstif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Karena pada prinsipnya nilai-nilai ini sejalan dengan keyakinan yang saya pegang, maka pengambilan keputusan akan diambil dengan mempertimbangkan nilai-nilai ini juga. 
  • Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Ketika kita menemukan sebuah situasi pada peserta didik atau rekan sejawat, yang membutuhkan pengambilan keputusan baik kita bisa melakukan peran kita sebagai pembantu mereka menemukan permalahan dan solusi atas masalah yang sedang mereka hadapi melalui
Coaching yang kita lakukan padanya diantaranya dengan model TIRTA. sembilan langkah pengambilan keputusan dapat kita aplikasikan ketika mengecek kembali apakah keputusan yang diambil sudah tepat? ( langkah pengambilan keputusan yang dimaksud adalah :
  1. Mengenali bahwa ada  nilai-nilai yang saling bertentangan.
  2. Menentukan  siapa saja  yang terlibat dalam situasi tersebut.
  3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi tersebut. 
  4. Pengujian Benar atau Salah , dalam hal ini dapat dilakukan menggunakan uji legal, uji regulasi atau standar profesional, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan uji panutan/idola.
  5. Pengujian  paradigma benar lawan benar.
  6. Melakukan prinsip resolusi.
  7. Investigasi opsi trilema.
  8. Buat keputusan.
  9. Lihat keputusan dan refleksikan.

3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran 

Oleh : Ilah Armilah, S. E.

Guru SMP Islam Ibnu Rusyd Kotabumi
CGP Angkatan 3 Kabupaten Lampung Utara
PP : Apridayani, S. Pd.
Fasilitator : Suharyanto, M.Pd.

        Sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid, kita pasti sering dihadapkan dalam situasi di mana kita diharuskan mengambil suatu keputusan. pemikiran-pemikiran apa saja yang kita jadikan dasar dalam pengambilan keputusan? Apakah keputusan kita sudah sesuai dengan aturan? Apakah keputusan yang telah kita ambil memberikan rasa nyaman dan tenang atau bahkan membuat diri kita menjadi gelisah dan tidak tenang? Jika kita memposisikan idola kita pada kondisi tersebut, kira-kira keputusan apa yang akan diambilnya, apakah sama dengan keputusan yang telah kita ambil?  Pertanyaan-pertanyaan tersebut  menjadi pemicu dalam mempelajari Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. 

             Sekolah sebagai lembaga formal tempat anak-anak bangsa mendapatkan pendidikan baik ilmu pengetahuan, agama, maupun moral memiliki peran penting dalam membentuk karakter para warganya.  Sebagai seorang pemimpin di sekolah terkadang harus berhadapan dengan  situasi di mana harus mengambil keputusan yang mengandung dilema etika (ethical dilemma).

            Namun terkadang kita juga terjebak pada situasi yang membuat  kita bingung harus mengambil keputusan yang bagaimana agar keputusan tidak merugikan, berpihak pada anak, mengandung unsur-unsur kebajikan universal, dan dapat dipertangguingjawabkan. Agar tidak salah dalam mengambil keputusan, ada baiknya kita mengenali situasi yang terjadi apakah termasuk dalam dilema etika ataukah hanya sekedar bujukan moral? Jika memang hanya bujukan moral ada baiknya kita tinggalkan. Namun jika itu termasuk dalam dilema etika, kita harus lebih dalam dan jauh lagi memikirkannya sebelum mengambil keputusan. 

 

 Apa Perbedaan dilema etika dengan bujukan moral ?

 

 



 

Dilema etika (ethical dilemma) merupakan situasi yang terjadi ketikaseseorang harus memilih antara dua pilihan di mana kedua pilihan secara moral adalah benar tetapi bertentangan, sedangkan bujukan moral  merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan di antara dua pilihan benar atau salah.

    

 

 

 4 Paradigma Dilema Etika

Secara Umum ada 4 paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika, yaitu :

1. Individu lawan masyarakat (individual vs community

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)  

3 Prinsip Pengambilan Keputusan

 Dilema etika seringkali membuat kita merasa sulit untuk mengambil keputusan. Keputusan yang akan kita ambil pada umumnya didasarkan pada tiga prinsip pengambilan keputusan, yaitu : 

1. Berfikir Berbasisi Hasil Akhir (Ends Based Thingking)

2. Berfikir Berbasis Peraturan (Rules Based Thingking)

3. Berfikir Berbasis Rasa Peduli (Cares Based Thingking)

 Selanjutnya, saya akan menjawab beberapa pertanyaan yang menjadi panduan dalam Tugas 3.1.a.7

1. Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda?

Saya akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang saya dapatkan di Program Pendidikan Guru Penggerak ini baik di lingkungan sekolah kepada murid dan rekan kerja atau komunitas praktisi di lingkungan sekolah.

 2. Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?.

  • 1. Memetakan permasalahan apa yang sedang atu telah terjadi di sekolah, baik di dalam kelas maupun sekolah pada umumnya.
  • 2. Merumuskan langkah-langkah penyelesaian masalah yang akan saya ambil
  • 3. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di sekolah , seperti wali kelas, waka, ataupun kepala sekolah. 

 3. Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.

Di mulai hari ini, tanggal 19 Februari 2022.  Dengan rencana :

Ketika menemukan permasalahan di peserta didik ataupun rekan kerja, saya akan coba mengidentifikasi permasalahannya atau mengidentifikasi situasinya bagaimana ,  baik terkait kegiatan pembelajaran ataupun mungkin permasalahan pribadi.

Saya akan mencoba mengimplementasikan  9 Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan dalam menganalisis permasalahan/situasi yang ada agar dapat menemukan solusi yang terbaik atas permasalahan/situasi yang terjadi.  Kesembilan langkah tersebut adalah sebagai berikut : 

    1. Mengenali bahwa ada  nilai-nilai yang saling bertentangan.
    2. Menentukan  siapa saja  yang terlibat dalam situasi tersebut.
    3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi tersebut. 
    4. Pengujian Benar atau Salah , dalam hal ini dapat dilakukan menggunakan uji legal, uji regulasi atau standar profesional, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan uji panutan/idola.
    5. Pengujian  paradigma benar lawan benar.
    6. Melakukan prinsip resolusi.
    7. Investigasi opsi trilema.
    8. Buat keputusan.
    9. Lihat keputusan dan refleksikan.
4. Siapa yang akan menjadi pendamping anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan langkah-langkah yang anda ambil telah tepat dan efektif. 
1. Suami saya

2. Rekan sejawat

3. Waka

4. Kepala Sekolah

5. Pengajar Praktik saya

    


 Terima Kasih.......

 

 

Kehidupan Masa Pra Aksara di Indonesia

Periodisasi zaman praaksara   Periodisasi zaman pra aksara dapat dibedakan berdasarkan geologi (ilmu yang mempelajari bebatuan)  ( Diambil d...