Sabtu, 28 September 2013

"Tren Dalam Akuntansi"


BAB I
1.      Pendahuluan
Akuntansi sebagai ilmu terus beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi di mana ia berada sehingga perkembangan social ekonomi juga memengaruhi perkembangan ilmu akuntansi itu sendiri. Teori akuntansi merupakan guidance yang mengarahkan perkembangan itu sendiri sehingga tetap berada dalam kerangka teoritis yang sudah disepakati, kendati pun dengan terjadinya revolusi ilmu pengetahuan seperti yang digambarkan oleh Kuhn maupun Poppe dari biasa saja muncul perkembangan yang sama sekali keluar dari kerangka teori yang sudah menjadi konvensi.
Dalam bab ini akan membahas beberapa tren dalam akuntansi yang merupakan arah yang kemungkinan akan dituju oleh ilmu akuntansi atau bias saja tidak sampai mencapainya. Namanya tren hanya menunjukkan kecenderungan yang dilihat saat ini. Kenyatannya akan terbukti kemudian. Tugas akademisi dan professional adalah untuk bermimpi, melihat, menganalisis, dan ikut mengembangkan tren itu sehingga konvensi dan menambah manfaat ilmu itu membantu masyarakat secara luas.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Tren Dalam Akuntansi
Adolf J.H. Enthoven (1995) dalam accounting Research Monograph No. 5 dengan judul Mega Accountancy Trends, berdasarkan Mega Trendnya 2000-nya Naisbitt, ia merefleksikan megatrend akuntansi akan menghadapi persoalan sebagai berikut:
1.      Perlunya akuntansi memberikan pengukuran efisiensi dan produktivitas.
2.      Perlunya keterpadauan akuntansi dengan bidang dan disiplin lainnya.
3.      Perlunya mengedintifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi yang lebih relevan.
Kemudian untuk mengantisipasi tren diatas maka enthoven menganjurkan penyempurnaan infrastruktur akuntansi agar bisa memenuhi tuntutan tren tersebut.
a.       Penyempurnaan sistem pendidikan, pelatihan, dan riset dalam bidang akuntansi.
b.      Struktur dan persyaratan sosio ekonomi dan budaya.
c.       Persyaratan legal, status, dan persyaratan lainnya.
d.      Praktek profesi dan kelembagaan akuntansi.
Trend itu yang dibuat Enthoven ini beranjak dari megatrendnya Naisbitt yaitu:
a.       Dunia akan bergerak dari ekonomi nasional ke ekonomi global.
b.      Dasar pemikiran orang akan beralih dari dari skup jangka pendek ke skup jangka panjang.
c.       Ciri masyarakat kita akan beralih dari masyarakat industri ke masyarkat informasi.
d.      Struktur organisasi akan berubah dari yang bersifat hierarki dengan inti kekuasaan ke struktur organisasi yang bersifat jaringan atau net working, kekuasaan sudah tidak dikedepankan lagi.
e.       Pilihan semakin banyak sehingga masyarakat beralih dari dua pilihan kepilihan banyak.
f.       Pertumbuhan ekonomi beralih dari dunia bagian utara ke dunia bagian selatan
g.      Keterlibatan politik masyarakat akan beralih dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipasi.
h.      Dari bantuan institusi ke bantuan mandiri.
i.        Kemajuan teknologi akan beralih dari teknologi keras ke teknologi lunak.
j.        Kekuasaan akan beralih dari sentralisasi ke desentralisasi.
Dari ke-10 shift inilah yang dijadikan dasar enthoven untuk memprediksi pengaruh tren itu kedalam profesi dan bidang ilmu akuntansi.
B.     Beberapa Topik Baru Dalam Akuntansi
Perkembangan terakhir yang masih terus menjadi bahan riset dan pengembangan bidang akuntansi yang menjadi tren diantaranya adalah:
1.      Akuntansi internasional atau akuntansi global.
2.      Akuntansi islam.
3.      Akuntansi sumber daya manusia.
4.      Triple entry accounting system.
5.      Employee reporting.
6.      Value added reporting.
7.      Akuntansi perilaku.
8.      Multi diciplines paradigma.
9.      Akuntansi dan pembangunan berkelanjutan.
10.  Efficiency market hypothesis.
11.  Krisis akuntansi

1.      Akuntansi Internasional
Definisi akuntansi internasional adalah memperluas akuntansi yang bertujuan umum (general purpose yang berorientasi nasional) dalam arti luas untuk:
v  Analiskomparatif internasional
v  Pengukuran dari isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik bagi transaksi2 bisnis mulitnasional
v  kebutuhan akuntansi bagi pasar-pasar keuangan internasional
v  harmonisasi keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik, organisasi, profesi dan pembuatan standar.
Perkembangan bisnis secara global menuntut perubahan-perubahan mendasar terhadap sistem laporan keuangan sesuai dengan standar internasional. IFRS (International Financial Reporting Standard) merupakan syarat mutlak yang akan diberlakukan untuk setiap institusi bisnis yang terdaftar di lantai bursa Amerika dan Eropa. Walaupun begitu, IFRS masih menjadi polemik untuk beberapa negara khususnya di Jepang maupun Indonesia bahkan memilki image negative di kalanganpara akuntan. Namun IFRS tidak mengakui net income tetapi comprehensive income  yang ternyata justru  dianggap merugikan karena yang akan tercantum dalam laporan keuangan adalah perusahaan yang terus merugi.  Sehingga nilai asset bisa mengalami revaluasi beberapa kali. Padahal, pajak baru boleh direvaluasi setelah 5 tahun. Amerika serikat memutuskan untuk memakai IFRS mulai tahun 2011 sedangkan Uni Eropa sudah mulai mewajibkan untuk mempersiapkan laporan keuangan dengan standar IFRS. Penerapan IFRS diawali dengan proses harmonisasi, membandingkan dengan local standard (GAAP- generally acceptance accounting principles. Kemudian diikuti dengan convergence, menyatukan standar lokal dengan IFRS dan akhirnya full adoption, menggunakan standar IFRS sepenuhnya.
Internasionalisasi Profesi Akuntansi adalah Komunitas investasi internasional akan menginginkan kerjasama internasional antar akuntan-akuntan profesional dan bahwa organisasi – organisasi akuntansi internasionaal harus mampu memberikan keharmonisan profesional yang lebih baik diseluruh dunia. Praktik professional internasional dari akuntansi profesional terdapat dalam 3 tingkat, yang hampir pararel dengan struktur sektor sektor idustri dalam ekonomi atau pola organisasional umum dari sisttem penyediaan jasa professional.
Ada 3 kekuatan utama yang mendorong bidang akuntansi kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh. Kekuatan kekuatan itu adalah :
·         Faktor lingkungan
·         Internasionalisasi dan disiplin akuntansi
·         Internasionalisasi dari profesi akuntansi.

·         Faktor - Faktor Lingkungan
Baik Negara maju atau Negara berkembang besar atau kecil pada belahan bumi yang satu ataupun yang lain, semuanya mengalami hubungan internasional yang lebih erat dan ketergantungan ekonomi yang tinggi. Ada 15 faktor lingkungan yang memberi dampak pada akuntansi. Pemilihan bersifat subyektif dan daftarnya bisa berubah dengan berlalunya waktu.

·         Internasionalisasi Disiplin Akuntansi
Tiga faktor Kunci telah memainkan peranan yang menentukan dalam internasionalisme (bidang atau disiplin) akuntansi:
1.      Spesialisasi
Seperti halnya ilmu kedokteran, pada saat ini spesialisasi dalam akuntansi adalah suatu fakta misal di USA dan Jerman.akuntansi internasionak adalah satu bidang keahlian yang diakui dalam bidang akuntasi bersama-sama dengan akuntansi pemerintahan, akuntansi perpajakan, auditing, akuntansi manajemen, akuntansi perilaku dan sistem informasi.
2.      Sifat internasional dari sejumlah masalah teknis
Perdagangan internasional, operasi bisnis multinasinal, investasi asing dan transaksi-transaksi 
3.      Alasan historis
Sejarah akuntansi adalah sejarah internasional .Pembukuan double entry yang dianggap sebagai asal mula akuntansi yang ada sekarang yang bermigrasi ke beberapa negara termasuk indonesia. Wansan akuntasi dengan demikian, bersifat internasional.

2.      Akuntansi islam
Menurut Sofyan S. Harahap dalam (Akuntansi Social ekonomi dan Akuntansi Islam hal 56) mendefinisikan :”Akuntansi Islam atau Akuntansi syariah pada hakekatnya adalah penggunaan akuntansi dalam menjalankan syariah Islam. Akuntansi syariah ada dua versi, Akuntansi syariah yang yang secara nyata telah diterapkan pada era dimana masyarakat menggunakan sistem nilai Islami khususnya pada era Nabi SAW, Khulaurrasyidiin, dan pemerintah Islam lainnya. Kedua Akuntansi syariah yang saat ini muncul dalam era dimana kegiatan ekonomi dan sosial dikuasai ( dihegemony) oleh sistem nilai kapitalis yang berbeda dari sistem nilai Islam. Kedua jenis akuntansi itu bisa berbeda dalam merespon situasi masyarakat yang ada pada masanya. Tentu akuntansi adalah produk masanya yang harus mengikuti kebutuhan masyarakat akan informasi yang disuplainya.
Dari paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa kaidah akuntansi dalam konsep islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan sebagai kumpulan dasar – dasar hukum yang baku dan permanen, yang disimpulkan dari sumber –sumber syariah islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang akuntan dalam pekerjaannya, baik dalam pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa. Dan dapat diketahuai tujuan dari akuntansi adalah sebagai alat bantu (tool) melalui penyajian informasi untuk memberikan pertanggungjawaban atas segala pengelolaan (amanah) atau kekayaan yang diberikan kepadanya sehingga pelaksanaan syariah berjalan sebagaimana mestinya sehigga membawa pihak-pihak yang berkepentingan memperoleh kemenangan di dunia dan akhirat (falah atau fauzul adhim, dan tempat kembali yang baik atau surga).

3.      Akuntansi sumber daya manusia.
The Comitee on Human Resources Accounting dan AAA (Belkaoui 1985)mendefinisikan ASDM adalah “Proses mengidentifikasi dan mengukur data tentang sumber daya manusia dan menyampaikan informasi ini kepada mereka yang berkepentingan Ada tiga fungsinya, yaitu :
1)      sebagai kerangka kerja untuk membantu pengambilan keputusan didalam SDM
2)      Memberikan informasi kuantitatif tentang Biaya dan nilai SDM sebagai unsure organisasi
3)      memotivasi manager mengadopsi informasi SDM dalam pengambilan keputusan yang menyangkut orang.
Belkaoui (1995) mendefinisikan akuntansi SDM sebagai suatu proses mengidentifikasi, mengukur data tentang SDM dan mengkomunikasikan informasi ini kepada pihak yang berkepentingan. Dari defenisi ini terdapat tiga tujuan akuntansi sumber daya manusia :
1.       Mengidentifikasi nilai sumber daya manusia
2.      Mengukur biaya dan nilai manusia yang dikontribusikan kepada perusahaan
3.      Mengkaji pengaruh pemahaman informasi ini dan dampaknya pada perilaku manusia
Akuntansi SDM mencoba mencatat pengeluaran untuk sumber daya manuasia sebagai investasi atau aktiva bukan sebagai biaya (terkecuali pengeluaran minor tertentu yang dikelompokan langsung sebagai biaya). Pengeluaran dicatat sebagai investasi pengeluaran rekrutmen, hiring, formal, dan informal training, orientasi, pengembangan, dan lain sebagainya. Jumlah investasi ini dikapitalisasi dan akan diamortisasi secara periodic menurut taksiran tenure dari staf yang bersangkutan. Dalam hal ada pengunduran dari staf dicatat sebagai kerugian.
Tujuan Akuntansi Sumber Daya Manusia (ASDM) ini adalah memberikan informasi tentang sumber daya manusia dalam suatu perusahaan yang berguna bagi pengambil keputusan. Secara umum fungsi ASDM ini adalah sebagai berikut: 
1.      Untuk melengkapi informasi tentang nilai SDM untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan tentang perolehan, alokasi, pengembangan, pemeliharaan SDM agar tercapai efektifitas tujuan organisasi
2.      Untuk memberikan informasi kepada manajer personalia agar dia dapat secara efektif memonitor dan menggukanakan SDM
3.      Memeberikan indicator dalam pengawasan aktiva. Misalnya apakah akiva ini dipertahankan; dijual atau dinaikkan, berapakah nilainya?apakah nilai sumber daya ini berkurang atau naik selama periode tertentu.
4.      Membantu pengembangan prinsip manajemen dengan menjelaskan akibat keuangan dari berbagai praktik ASDM 
Di lain pihak, Belkaoui (1995) mengemukakan beberapa argument yang mendukung keberadaan ASDM ini sebagai berikut :
1)      Untuk bisa memenangkan strategi persaingan yang semakin tajam karena dengan adanya ASDM ini manajemen memiliki informasi yang lengkap, akurat dan relevan tentang SDM sehingga manajemen SDM Lebih baik.
2)      Dengan gelombang ketiga sebagaimana dikemukakan oleh Alvin Toffler akuntansi SDM ini sangat berperan. Toffler mengemukakan ada tiga gelombang perkembangan dunia, gelombang pertama ekonomi didominasi dan digerakkan sector pertanian dan pertambangan, gelombang kedua ekonomi digerakkan oleh sector industri dengan upah buruh yang murah, sedangkan gelombang ketiga ditandai dengan knowledge work atau knowledge badan ekonomi dimana ekonomi digerakkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada era ini dibutuhkan manajemen yang sangat tepat untuk SDM Itu, jika tidak bisa merugikan perusahaan.
3)      Konflik antara pemilik modal dan buruh. Dalam situasi dimana konflik antara pemilik modal dan buruh maka sering yang terjadi adalah akuntansi partisipan yang juga disebut Partisan Accounting atau Adversary Accounting. Adversary Accounting ini adalah metode pencatatan akuntansi yang mementingkan pihak sendiri umumnya pemilik modal sehingga pihak lain merasa dirugikan sehingga muncul lagi konflik. Situasi inilah yang memunculkan employee reporting, human resources, accounting dan valur added reporting. Dengan adanya ASDM ini maka diharapkan konflik ini dapat diharmonisasikan.
4)      Mendukung Empowerment Procces. ASDM ini dapat mendukung empowerment process yaitu suatu proses meningkatkan perasaan peraya diri di antara anggota organisasi melalui identifikasi keadaan yang menimbulkan ketidakberdayaan dan dengan menghilangkan ketidakberdayaan ini oleh praktik organisasi formal dan teknik informal lainnya melalui pemberian informasi yang efektif. ASDM akan sangat membantu melaksanakan memberikan informasi dalam empowerment process ini.
Sumber daya manusia sangat berbeda dengan aktiva perusahaan yang lainnya, dimana ia memiliki kemampuan fisik dan kemampuan untuk menghasilkan keuangan perusahaan. Manajemen Akuntansi Sumber Daya Manusia menurut Flamholts (1974:11) terdiri dari :
1.      Akuisisi Sumber Daya Manusi
2.       Pengembangan Sumber Daya Manusia
3.      Kebijaksanaan Akuisisi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
4.       Alokasi Sumber Daya Manusia
5.      Konservasi Sumber Daya Manusia
6.      Penggunaan Sumber Daya Manusia
7.      Penilaian dan pemberian penghargaan kepada Sumber Daya Manusia
8.      Keseluruha Fungsi Sumber Daya Manusia itu.

4.      Triple entry accounting system
Kalau dahulu kita mengenal single entry dan double entry maka sekarang kita mengenal triple entry. Dalam sistem ini, transaksi dicatat tiga dimensi. Model ini merupakan pengembangan dari double entry bookeeping system. Dalam model ini bukan saja transaksi yang mempengaruhi pos-pos pada sisi aktiva dan pasiva yang dilaporkan tapi juga force atau power yang menyebabkannya, sehingga laporan neraca misalnya menyajikan WEALTH = CAPITAL = FORCE. Triple entry memiliki force account yang mencatat beberapa faktpr antara lain perubahan harga, perubahan jumlah, atau perubahan volume terhadap arus hasil dan biaya.Model ini sebenarnya merupakan upaya untuk menambah informasi kepada pembaca khususnya pihak manajemen dan para pengambil keputusan yang berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan.

5.      Employee Reporting
Employee reporting merupakan bentuk laporan keuangan yang memuat informasi yang relevan bagi karyawan atau serikat pekerja. Beberapa hal yang mendesak dan mendorong perlunya employee reporting ini (Purdy dalam belkaoui,1985), Beberapa hal yang mendesak dilakukan employee reporting ini adalah :
1.      Tekanan semakin besar akan perlunya full disclosure.
2.      Praktek dan masalah yang berkaitan dengan hubungan perburuhan.
3.      Munculnya perdebatan tentang demokratisasi perusahaan.
4.      Perkembangan di negara lain akan perlunya informasi dimaksud.
Beberapa informasi penting yang diminta dilaporkan dalam employee reporting ini adalah:
1.      Jumlah pegawai
2.      Lokasi tempat kerja
3.      Umur kekayaan
4.      Jam kerja
5.      Biaya tenaga kerja
6.      Program pension
7.      Program jaminan social, kecelakaan kerja, kesehatan dan hari tua
8.      Pelatihan dan pendidikan
9.      Pengakuan terhadap serikat pekerja
10.  Daftar karyawan berdasarkan agama, suku, bangsa, kelamin

6.      Value Added Reporting
Value Added Reporting (VAR) atau laporan pertambahan nilai berkaitan juga dengan akuntansi SDM dan pelaporan karyawan terutama dalam hal informasi yang disajikan.VAR ini masih belum diwajibkan ebagai laporan utama diberbagai negara, jadi masih dalam tahap wacana akademik. VAR ini sebenarnya menutupi kekurangan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan utama, neraca, laba rugi, arus kas. Karena semua laporan ini gagal memberikan informasi :
a.       Total produktivitas dari perusahaan
b.      Share dari setiap stakeholders yang ikut dalam proses manajemen yaitu : pemegang saham, kreditur, pegawai dan pemerintah.
VAR berusaha untuk mengisi kekurangan ini ditambah dengan memberikan informasi tentang kompensasi yang diberikan kepada pegawai yang dapat digunakan baik oleh pegawai maupun mereka yang berkepentingan lainnya terhadap informasi kegiatan SDM dan prestasi perusahaan. Kalau laporan keuangan konvensional menekankan informasinya pada laba maka VAR menekankan pada upaya meng-generate kekayaan Karena laba biasanya hanya menggambarkan hak atau kepentingan pemegang saham saja bukan seluruh tim yang terlibat dalam kepentingan perusahaan.

7.      Akuntansi keperilakuan
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Motivasi dan perilaku dari pelaksana sistem informasi akuntansi menjadi aspek penting dari suatu sistem informasi akuntansi. Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai internal (internal user) dan pemakai eksternal (external user). Pemakaian oleh pihak internal dimaksudkan untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja. Pihak eksternal juga memiliki suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan organisasi. Pihak eksternal sama dengan pihak internal, tetapi mereka labih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam organisasi tersebut.
Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam lima aliran (school) , yaitu :
1.      Pengendalian manajemen (management control)
  1. Pemrosesan informasi akuntansi (accounting information processing)
  2. Desain sistem informasi (information system design)
  3. Riset audit (audit research)
  4. Sosiologi organisasional (organizational sociology)
Informasi akuntansi dirancang untuk suatu dasar bagi pengambilan banyak keputusan penting di dalam maupun diluar perusahaan. Sistem informasi dimanfaatkan untuk membantu dalam proses perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian yang kompleks, serta aktivitas yang saling berhubunga untuk memotivasi orang-orang pada semua tingkatan didalam perusahaan Awal perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen khususnya penganggaran (budgeting), namun yang dominan dalam hal ini terus berkembang dan bergeser searah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Banyak volume riset atas akuntansi keperilakuan dan meningkatnya sifat spesialisasi riset, serta tinjauan studi secara periodik, akan memberikan manfaat untuk beberapa tujuan berikut ini :
  1. Memberikan gambaran state of the art terhadap minat khusus dalam bidang baru yang ingin diperkenankan
  2. Membantu dalam mengindentifikasikan kesenjangan riset
  3. Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui sebidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen dan perpajakan
Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan karena akuntansi secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu social secara menyeluruh. Akuntansi keperilakuan menggunakan metodelogi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan teknik berikut ini :
  1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan
  2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan strategis
  3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan.
8.      Multi diciplines paradigma
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan semakin munculnya paradigma baru yang pada akhirnya menimbulkan ketergantunagn dan keterkaitan yang semakin erat antara satu disiplin ilmu dengan ilmu lainnya. Fenomena ini juga melanda akuntansi. Oleh karena itu, perkembangan disiplin dan profesi akuntansi di tanah air jangan sampai lengah dan terlambat mengantisipasi perubahan ilmu dan teknologi yang demikian cepat.
9.      Akuntansi dan Pembangunan Berkelanjutan
Akuntansi ini mencoba menjelaskan perlunya alat ukur untuk memudahkan para pengambil keputusan dalam memanage masalah pembangunan, lingkungan, dan aspek social ekonominya.

10.  Hipotesis Pasar Eisien
Teori ini menyatakan bahwa pasar akan menyesuaikan diri dengan setiap informasi baru yang dikeluarkan mengenai saham.
Ada beberapa syarat untuk menciptakan pasar yang efisien, yaitu:
1.      Tidak ada biaya transaksi dalam perdagangan saham.
2.      Semua informasi tersedia secara Cuma-Cuma bagi semua peserta pasar.
3.      Semua sepakat terhadap implikasi informai saat ini terhadap harga sekarang dan distribusi harga masa yang akan dating dari tiap saham.

11.  Krisis Akuntansi
Krisis akuntansi mungkin muncul dari :
1.                  Profesi akuntansi
2.                  Kecurangan dalam lingkungan akuntansi
3.                  Menurunnya workload dalam proses akuntansi
4.                  Iklim organisasi di kantor akuntan
5.            Problema produksi ilmu pengetahuan dalam akuntansi




BAB III
DAFTAR PUSTAKA

http://ailuvhunn.blogspot.com/2010/01/riset-akuntansi.html Diakses Pada Tanggal 23 Desember 2013.
http://akuntansikeperilakuan.blogspot.com/ Diakses Pada Tanggal 7 Januari 2013.


Tempat terindah di dunia Lucca, Tuscany, Italy.

Akuntansi Sumberdaya Manusia

Konsep Akuntansi Sumber Daya Manusia
Akuntansi Sumber Daya Manusia telah didefinisikan oleh Komite Akuntansi Sumber Daya Manusia dari American Accounting Association sebagai suatu proses identifikasi dan pengukuran data mengenai sumber daya manusia serta pengkomunikasian informasi ini ke pihak-pihak yang berkepentingan.
Dalam pengertian harfiah, “akuntansi sumber daya manusia” berarti akuntansi untuk manusia sebagai suatu sumber daya organisasional. Hal ini melibatkan pengukuran biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan bisnis dan organisasi lainnya untuk merekrut, menyeleksi, mempekerjakan, melatih dan mengembangkan aktiva manusia. Akuntansi sumber daya manusia juga melibatkan pengukuran terhadap biaya yang akan dikeluarkan untuk menggantikan sumber daya manusia dari suatu organisasi.
Dengan demikian akuntansi sumber daya manusia berarti mengukur investasi yang dibuat oleh organisasi dalam manusia, biaya untuk mengganti orang-orang tersebut dan nilai dari manusia bagi perusahaan itu.
Sejarah Akuntansi Sumber Daya Manusia
Bidang akuntansi sumber daya dikembangkan sejak tahun 1960-an. Bidang tersebut adalah cabang dari kumpulan yang terdiri atas beberapa aliran pemikiran yang independen namun saling berkaitan erat.
Berkembangnya Pengenalan terhadap Pentingnya Aktiva Manusia
Amerika Serikat saat ini sedang mengalami restrukturisasi fundamental terhadap perekonomiannya. Khususnya, ekonomi tersebut sedang dalam proses transformasi kualitatif dari ekonomi industrial menjadi ekonomi berbasis jasa. Transformasi yang dimulai pada akhir Perang Dunia II telah mengarah pada perubahan dalam komposisi dari angkatan kerja tidak hanya pada sektor-sektor di mana manusia dipekerjakan, tetapi juga dalam jenis dan tingkatan keahlian yang diminta.
Saat ini perekonomian Amerika Serikat teah menjadi ekonomi berbasis pengetahuan dan jasa yang disediakan telah menjadi apa yang digambarkan sebagai jasa teknologi tinggi.  Jasa-jasa ini adalah produk dari sejumlah besar pelatihan dan pengalaman.
Dorongan terhadap Pengembangan Akuntansi Sumber Daya Manusia
Dalam struktur ekonomi pertanian dan industrial tingkat modal manusia jauh lebih rendah dibandingkan saat ini. Teori dan metode akuntansi tidak memperlakukan baik manusia atau investasi dalam manusia sebagai aktiva (kecuali budak, yang dipandang sebagai properti). Tetapi dengan semakin pentingnya modal manusia pada tingkat perekonomian secara keseluruhan, serta pada tingkatan perusahaan individual, sejumlah besar riset telah dirancang untuk mengembangkan konsep dan metode akuntansi bagi manusia sebagai aktiva. Bidang ini dikenal sebagai “akuntansi sumber daya manusia”.
Akuntansi Sumber Daya Manusia adalah suatu pengakuan bahwa orang-orang merupakan modal manusia maupun aktiva manusia. Teori ekonomi dari modal manusia didasarkan pada konsep bahwa manusia memiliki keterampilan, pengalaman, dan pengetahuan yang merupakan bentuk dari modal, yang disebut dengan “modal manusia”. Menurut Theodore Schultz menyatakan bahwa “para pekerja telah menjadi kapitalis tidak hanya dari difusi kepemilikan saham perusahaan sebagaimana yang terjadi dalam dongeng, tetapi dari akuisisi pengetahuan dan keterampilan yang memiliki nilai ekonomi.
Akuntansi sumber daya manusia juga telah mengembangkan dari tradisi yang paralel dalam manajemen karyawan yang dikenal sebagai “aliran sumber daya manusia” yang didasarkan pada pemikiran bahwa manusia adalah sumber daya organisasional yang berharga dan oleh karena itu harus dikelola sebagai sumber daya yang berharga. Teoretikus personalia seperti Odiorne dan psikolog organisasi leperti Likert telah memperlakukan manusia sebagai sumber daya organisasional yang berharga dalam karya mereka.
Riset Awal dalam Akuntansi Sumber Daya Manusia
Salah satu dari pendekatan paling awal untuk mengukur dan mencatat nilai dari sumber daya manusia dikembangkan oleh R.H Hermanson, seorang akuntan akademis, sebagai bagian dari disertasi Ph.D-nya yang kemudian diterbitkan sebagai mongraf pada tahun 1964 dengan judul ‘Akuntansi untuk Sumber Daya Manusia’. Keprihatinan utama dari Hermanson adalah bahwa laporan keuangan konvensional gagal untuk mencerminkan dengan memadai posisi keuangan dari suatu perusahaan karena laporan tersebut tidak memasukkan aktiva manusia. Pada tahun 1966, seelompok penelitian terdiri atas R.L. Brummet, Flamholtz, dan W.C. Pyle memulai suatu program riset mengenai akuntansi sumber daya manusia di universitas Michigen. Riset ini mengarah pada berbagai konsep dan model teoritis serta aplikasi dari pendekatan-pendekatan ini dalam organisasi yang sesungguhnya.
Riset Selanjutnya mengenai Akuntansi Sumber Daya Manusia
Sejak studi awal oleh Hermanson, Brummet, Flamholtz, dan Pyle, terdapat sejumlah besar riset teoritis dan empiris untuk mengembangkan konsep, model, dan metode akuntansi bagi manusia sebagai aktiva organisasional. Bidang tersebut secara keseluruhan telah dikenal sebagai ‘Akuntansi Sumber Daya Manusia’.
Peranan Manajerial Akuntansi Sumber Daya Manusia
Tujuan utama akuntansi sumber daya manusia adalah untuk berfungsi sebagai suatu sistem yang menyediakan pengukuran atas biaya dan nilai dari manusia bagi suatu organisasi. Dari perspektif manajerial, akuntansi sumber daya manusia dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan kalkulus biaya-nilai yaitu, suatu penilaian terhadap biaya dan nilai yang terlibat dalam suatu keputusan.
Pengukuran biaya dan nilai dari sumber daya manusia diperlukan untuk:
  1. memfasilitasi perencanaan dan pengambilan keputusan personalia oleh staff manajemen personalia.
  2. memungkinkan manajemen puncak untuk mengevaluasi efektivitas dengan mana sumber daya manusia telah dikembangkan, dipelihara dan digunakan oleh manajemen ditingkatan yang lebih rendah (terutama dalam perusahaan besar yang terdesentralisasi)
Akuisisi Sumber Daya Manusia
Melibatkan perekrutan, seleksi dan penerimaan orang untuk memenuhi kebutuhan tenaga manusia organisasi saat ini dan ekspektasi di masa depan. Langkah pertama dalam akuisisi sumber daya manusia adalah untuk memprediksikan kebutuhan tenaga manusia. Langkah ke dua adalah seleksi karyawan yaitu proses lain dimana akuntansi sumber daya manusia dapat memainkan suatu peranan.
Kebijakan Akuisisi dan Pengembangan
Akuntansi sumber daya manusia menyediakan informasi ekonomi yang dibutuhkan oleh manajemen untuk membantu dalam memformulasikan kebijakan akuisisi dan pengembangan karyawan.
Alokasi Sumber Daya Manusia
Alokasi sumber daya manusia adalah proses menempatkan orang ke berbagai peranan dan tugas organisasional. Terdapat beberapa objektif, yang kadang kala saling berlawanan, yang terlibat dalam keputusan alokasi. Idealnya, manajemen mengalokasikan orang-orang ke pekerjaan dengan cara yang mengoptimalkan tiga variabel : produktivitas pekerjaan, pengembangan sumber daya manusia, dan kepuasan individu.
Konservasi Sumber Daya Manusia
Konservasi sumber daya manusia adalah proses pemeliharaan kapabilitas manusia sebagai individu-individu dan efekrivitas dari sistem manusia yang dikembangkan oleh suatu organisasi. Suatu organisasi harus memperhitungkan aktiva manusianya untuk mencegah terjadinya deplesi terhadap aktiva tersebut. Sekarang ini, konservasi sumber daya manusia diukur dalam hal tingkat perputaran. Meskipun demikian, ukuran perputaran bukanlah indikator yang mencukupi terhadap konservasi sumber daya manusia karena dua alasan. Pertama, ukuran tersebut merupakan ukuran historis dan oleh karena itu tidak tersedia bagi manajemen sampai setelah perputaran tersebut terjadi. Dengan demikian, tingkat perputaran tidak dapat digunakan sebagai sinyal peringatan dini untuk memberitahukan adanya kebutuhan akan usaha khusus untuk melakukan konservasi. Kedua, tingkat perputaran tidak sepenuhnya mencerminkan dampak ekonomi dari tingkat perputaran, yang ditunjukkan secara lebih realistis oleh ukuran moneter.
Utilitas Sumber Daya Manusia
Akuntansi sumber daya manusia merupakan suatu proses penggunaan jasa manusia untuk mencapai tujuan organisasi. Akuntansi sumber daya manusia dapat membantu para manajer untuk menggunakan sumber daya manusia secara efektif dan efisien dengan menyediakan suatu paradigma atau kerangka kerja konseptual bagi utilisasi sumber daya manusia.
Evaluasi dan Penghargaan Sumber Daya Manusia
Evaluasi sumber daya manusia adalah proses penetapan nilai manusia bagi suatu organisasi. Hal tersebut melibatkan pengukuran produktivitas (kinerja) dan daya promosi manusia.
Saat ini, sumber daya manusia dapat berguna dalam proses metode nonmoneter. Tetapi, metode-metode ini tidak dapat digunakan pada kebanyakan masalah dan keputusan akuisisi, pengembangan, alokasi, dan konservasi sumber daya manusia sebagaimana dikutip di atas. Oleh karena itu, yang dibutuhkan sebenarnya adalah metode moneter terhadap evaluasi sumber daya manusia.
Akuntansi sumber daya manusia juga dapat digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dari masing-masing fungsi manajemen personalia. Hal tersebut juga dapat membantu menetapkan standar dari biaya untuk memperoleh dan mengembangkan manusia.

sumber : 

Tempat terindah di dunia Seljalandsfoss Waterfall on the South Coast of Iceland


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas 3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

 Program Praktek Pengolahan Bahan Pangan (Protek Pebangan) Oleh : Ilah Armilah, S. E. Guru Prakarya dan IPS SMP Islam Ibnu Rusyd Kotabumi CG...